Jam 07.00 WIB. Perjalanan kami dimulai. Jarak yang ditempuh untuk sampai di Kecamatan Toho dari Kota Pontianak yaitu 92 Km dengan waktu kurang lebih 2 jam 15 menit. Menggunakan kendaraan roda dua sangat saya anjurkan karena akan sangat mempermudah untuk menghindari kemacetan di jalan raya. Selain itu, kendaraan roda dua juga mempermudahkan ketika melalui jalan yang sempit alias kecil. Memasuki jalan Anjungan, pemandangan perbukitan dan hamparan perkebunan nanas menjadi penyambut kami. Banyaknya penjual nanas ditepian jalan, membuat perjalanan kami harus berhenti untuk mencicipi kesegaran nanas yang baru dipanen.
Setelah beberapa lama perjalanan, kami tiba di Kecamatan Toho tepatnya di Desa Sambora. Tempat persinggahan adalah rumah senior dan sekaligus juga pemandu kami untuk ke lokasi air terjun. Belum berapa lama kami duduk, hidangan dari tuan rumah keluar dari arah dalam. Sungguh rezeki yang tiada diduga. Dari sekian cemilan yang sangat menarik dan jadi rebutan adalah kerupuk tempe. Kerupuk yang berbahan dari tempe ini rasanya sangat uenak dan juga menjadi oleh-oleh masyarakat Sambora.
Ketika berada dirumah senior |
Setelah beristirahat cukup lama, kami pun melanjutkan perjalanan kami ke air terjun. Disepanjang perjalanan kami disajikan panorama bukit-bukit yang tinggi serta hamparan sawah yang menghijau. Ketika memasuki jalan sawah, sempat terkejut melihat jalan yang akan di lalui. Lebar jalan hanya kurang lebih 60-70 cm dan tingginya kurang lebih 40 cm. Kami pun mesti extra hati-hati agar tidak keluar dari jalur yang ada. Tapi tenang, jalan kecil itu cuma ada disekitar beberapa sawah yang di lalui. Semoga saja sekarang ini jalan tersebut diperbesar karena semakin banyaknya pengunjung.
Baru saja senang karena sudah melalui jalan kecil tadi, sekarang kami harus melewati jembatan berlubang. Kalau tidak hati-hati bisa mengakibatkan ban motor kami nyangkut kedalam lubang. Perjalanan kami semakin terasa seru ketika jalan yang kami lalui sering menanjak dan turun. Ketika tanjakannya tinggi dan tidak memungkinkan untuk berboncengan, terpaksa sebagai penumpang yang baik harus berjalan kaki untuk mendaki. Sesekali, kami bertemu dengan warga setempat yang pulang dari kebun. Keramah tamahannya menjadikan bukti bahwa masyarakat setempat sangat terbuka pada orang luar.
Pemandangan didalam perjalanan |
Kondisi didalam perjalanan |
Kurang Lebih 25 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di kaki Bukit Raya. Di Bukit Raya inilah tempat air terjun yang akan kami kunjungi. Setelah semuanya berkumpul dan lengkap dengan barang bawaanya, kamipun melakukan pendakian untuk ke lokasi air terjun. Pendakiannya tidak menyulitkan. Karena disini sudah ada jalan yang biasa dilalui pengunjung sebelum kami.
Saat pendakian |
Tibalah kami di lokasi yang jadi tujuan utama. Air Terjun Sambora. Udara yang segar dan keindahan alam yang masih sangat asri memberikan kepuasan tersendiri pada kami. Suara gemericik air terjun dan suara burung mengharuskan kami untuk melepaskan sisa kebisingan kendaraan di perkotaan. Tanpa membuang waktu, aku dan sebagian lainnya langsung mendaki tebing yang ada disekitar air terjun sebagai wujud rasa senang.
Air Terjun ketika kami datangi tidak terlalu deras. Hal ini dikarenakan waktu kunjungan kami pada musim kemarau. Buat anda yang ingin berkunjung kesini saya sarankan pada saat musim hujan, biar airnya lebih deras. Terlepas dari itu, menikmati kesegaran air terjun ini sudah memberikan kepuasan kepada kami. Apalagi liburan diakhir pekan bisa bersama teman-teman, karena jarang ada waktu bersama yang disebabkan kesibukan masing-masing.
Air terjun bagian atas |
Diantara kami ada yang menantang untuk mendaki tebing air terjun hingga tingkat yang paling tinggi. Sebagian dari kami menerima tantangan tersebut dan sebagian lainnya lebih memilih untuk menikmati mandi air terjun saja. Menaiki tebing air tejun harus hati-hati, karena ada bagian batu yang terasa licin. Setelah sampai diatas, kami memutuskan untuk turun dan bergabung dengan yang lainnya untuk menikmati kesegaran air terjun. Membiarkan diri dibasahi air terjun dan menarik nafas dalam-dalam untuk menghirup udara yang sangat segar, membuat rasa lelah menuju kesini menjadi hilang. Sungguh, menikmati kesegaran alam adalah cara yang tepat untuk menenangkan fikiran.
Pendakian tebing |
Kejadian lucu juga sempat terjadi ketika kami mandi. Ayam yang dibawa dan dicuci oleh teman hilang didalam kolam air terjun dan masuk ke dalam lubang saluran air. Sontak yang lainnya segera menghampiri dan membantu untuk mencari ayam yang hilang. Rasa kecewa jelas terlihat diwajah teman yang lainnya. Bagaimana tidak, ini adalah urusan kampung tengah dan tentunya sia-sia perapian yang telah disiapkan.
Setelah beberapa lama mencari, akhirnya ayam yang hilang telah kembali. Kembali dipangkuan kami,hehehe. Semuanya langsung loncat kegirangan dan menghempaskan ayam diatas air. Tanpa membuang waktu lagi, ayam tersebut langsung dieksekusi di atas perapian. Setelah puas menikmati air terjun, saatnya kami membantu yang lainnya untuk membakar ayam sekaligus menghangatkan badan. Aroma ayam yang menggoda semakin membuat perut kami keroncongan. Hal yang harus diingat saat menghidupkan api, harus ditempat yang aman untuk menghindari hal yang tidak diingin dan memastikan benar-benar mati setelah digunakan.
Waktunya untuk makan. Makan apapun dialam bebas akan terasa lezat apalagi setelah lama bermain air. Permasalahan pun terjadi lagi. Diantara kami ada yang jahil dengan menyembunyikan nasi yang telah di bawah. Saling tuduh pun tidak bisa terelakkan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa nasi lupa dibawa dan tertinggal dirumah senior. Hal tersebut tidak berlangsung lama, karena yang punya ulah juga tidak tahan merasa lapar. Dengan rasa bangga dan wajah yang tidak berdosa dia mengeluarkan termos tempat nasi dari balik pohon. Begitulah pertemanan kami, kadang selalu ada yang jahil. Setelah selesai makan, kami melanjutkan untuk mengeksplor bagian atas. Diatas sini kami juga menyempatkan diri untuk menjalankan kewajiban kami kepada Tuhan sang pemilik alam ini. Tidak ada alasan untuk tidak beribadah.
EmoticonEmoticon