Marhaban ya Ramadhan. Bulan yang penuh berkah dan ampunan. Bulan yang selalu dinantikan oleh seluruh umat Islam.
Berbicara bulan Ramadhan di Indonesia, tentunya tidak akan terlepas dengan tradisi masyarakat yang selalu menghiasinya. Setiap tradisi tentunya memiliki makna sekaligus turut menyemarakkan datangnya bulan suci Ramadhan. Sebut saja tradisi Balimau pada daerah Sumatera Barat dan tradisi Magengan yang ada didaerah Jawa Timur.
Tidak berbeda jauh di Kalimantan Barat, kehadiran bulan suci Ramadhan tentunya juga dihiasi oleh ragam tradisi. Seperti hadirnya Festifal meriam karbit Kota Pontianak dan festifal musik kelontong atau sahur-sahur di Kabupaten Mempawah. Namun untuk kali ini penulis tidak membahas hal tersebut, melainkan tradisi yang menurut penulis mulai tergeser akibat perkembangan zaman.
Sebut saja adalah tradisi Ngantar-Ngantar. Kata Ngantar sendiri berasal dari bahasa Melayu yang memiliki makna yang sama dengan kata "mengantar/antar" di dalam bahasa Indonesia.
Ngantar-Ngantar adalah tradisi berbagi makanan disaat bulan Ramadhan. Disaat itu, umat muslim akan mengantarkan atau memberikan makanan yang umumnya berupa kue kepada para tetangganya. Begitu pula sebaliknya, para tetangga yang diantarkan makanan tersebut akan mengisi wadah yang digunakan pengantar dengan kue yang mereka buat. Namun jika tidak memiliki sesuatu yang akan diberikan, tidak membalas hal tersebut pun bukanlah masalah. Karena sejatinya tradisi ngantar-ngantar adalah untuk saling berbagi kepada sesama.
Penulis ingat betul, disaat kecil paling senang jika disuruh Emak untuk mengantarkan kue kepada tetangga. Sekali pergi membawa dua rantang dengan setiap rantang berjumlah empat tingkat. Tidak heran jika disaat berbuka puasa, jenis kue yang tersedia bisa mencapai 20 jenis.
Namun itu hanyalah dulu. Sekarang tradisi Ngantar-Ngantar perlahan-lahan mulai dilupakan. Adapun yang masih melakukannya mungkin hanya pada tetangga disebelah rumahnya atau keluarga terdekatnya saja.
Tidak berbeda jauh di Kalimantan Barat, kehadiran bulan suci Ramadhan tentunya juga dihiasi oleh ragam tradisi. Seperti hadirnya Festifal meriam karbit Kota Pontianak dan festifal musik kelontong atau sahur-sahur di Kabupaten Mempawah. Namun untuk kali ini penulis tidak membahas hal tersebut, melainkan tradisi yang menurut penulis mulai tergeser akibat perkembangan zaman.
Sebut saja adalah tradisi Ngantar-Ngantar. Kata Ngantar sendiri berasal dari bahasa Melayu yang memiliki makna yang sama dengan kata "mengantar/antar" di dalam bahasa Indonesia.
Ngantar-Ngantar adalah tradisi berbagi makanan disaat bulan Ramadhan. Disaat itu, umat muslim akan mengantarkan atau memberikan makanan yang umumnya berupa kue kepada para tetangganya. Begitu pula sebaliknya, para tetangga yang diantarkan makanan tersebut akan mengisi wadah yang digunakan pengantar dengan kue yang mereka buat. Namun jika tidak memiliki sesuatu yang akan diberikan, tidak membalas hal tersebut pun bukanlah masalah. Karena sejatinya tradisi ngantar-ngantar adalah untuk saling berbagi kepada sesama.
Penulis ingat betul, disaat kecil paling senang jika disuruh Emak untuk mengantarkan kue kepada tetangga. Sekali pergi membawa dua rantang dengan setiap rantang berjumlah empat tingkat. Tidak heran jika disaat berbuka puasa, jenis kue yang tersedia bisa mencapai 20 jenis.
Namun itu hanyalah dulu. Sekarang tradisi Ngantar-Ngantar perlahan-lahan mulai dilupakan. Adapun yang masih melakukannya mungkin hanya pada tetangga disebelah rumahnya atau keluarga terdekatnya saja.
EmoticonEmoticon