Panorama Pinggir Jalan Desa Sungai Ambangah |
Roda motor mulai melambat ketika akan menaiki Jembatan Kapuas II. Bukan karena jembatannya yang terlalu menanjak, melainkan kendaraan motor kami harus berdesakan dengan yang lainnya. Entah itu roda dua, roda empat, bahkan hingga roda dua belas pun semuanya lewat disini. Apalagi saat itu waktunya makan siang, orang-orang yang ada didalam ruangan sebagiannya keluar untuk mencari makan dan keperluan lainnya.
Merupakan agenda tahunan, kali ini kami melaksanakan kegiatan pengkaderan di Desa Sungai Ambangah. Jangan ditanyakan ini pengkaderan apa? Yang pastinya ini merupakan kegiatan positif yang dilakukan oleh mahasiswa.
Bagi sebagian orang, nama Desa Sungai Ambangah mungkin masih asing ditelinga mereka. Yah begitu jugalah dengan saya yang baru pertama kali mendengarnya. 'Dimana tuh tempatnya?', kurang lebih begitulah kalimat yang saya lontarkan.
Desa Sungai Ambangah merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Ada beberapa rute yang bisa dilalui untuk sampai disini. Pertama adalah melalui jalur Desa Kapur, sedangkan yang kedua adalah melalui jalur air dari arah Desa Arang Limbung.
Karena posisi kami saat itu berada di Kota Pontianak, tentunya jarak yang paling dekat adalah melalui Jalan Desa Kapur. Sebuah desa yang wajahnya tidak memperlihatkan suasana perkampungan, melainkan lebih keperkotaan. Maklum, wilayah tersebut berada dipinggiran kota. Sedikit banyak juga akan terciprat lajunya pembangunan.
Mendatangi Desa Kapur memang sudah sering dilakukan. Namun untuk sampai kehujung-hujungnya ini merupakan pengalaman pertama kali bagi saya. Siapa sangka ternyata masih ada banyak desa dibelakangnya. Salah satunya adalah Desa Sungai Ambangah.
Berbeda dengan Desa Kapur yang lahannya sudah banyak dijadikan perumahan, di Desa Sungai Ambangah sebagian besar lahannya adalah ladang. Maka jangan heran, kiri-kanan jalan akan terlihat hamparan hijau padi yang sedikit-banyak sudah mengeluarkan buah.
Oh iya, sebelum sampai di Desa Sungai Ambangah kita akan melewati sebuah sungai kecil. Tapi tenang saja, sungai ini sudah ada jembatannya yang bisa dilalui oleh kendaraan. Sungai tersebut bernama Sungai Ambangah yang merupakan cikal bakal nama tempat yang kami datangi.
Pesona alam yang ada di Desa Sungai Ambangah memang menarik untuk dinikmati. Apalagi ketika sore hari tiba. Kita bisa menyaksikan layang-layang yang sedang beradu diatas langit. Yang bermain tidak hanya anak-anak, melainkan juga orang dewasa yang sekedar melepaskan rasa penat. Rasanya seperti sangat jauh dari perkotaan.
Diantara ladang yang hijau juga banyak terdapat pondok-pondok istirahat petani. Kita bisa bersantai disitu sambil menikmati senja sore. Tapi ingat, jangan loncat-loncat diatasnya.
Hal yang harus diketahui, wilayah Desa Sungai Ambangah terletak dipinggiran Sungai Kapuas. Iya, Sungai terpanjang di Indonesia. Jadi sangat rugi jika tidak menyempatkan diri untuk main ketepiannya.
Saya kaget ketika sampai dipesisirnya. Jika dijalan raya tadi jarang sekali ada rumah penduduk, namun disini rumah penduduknya sangat ramai dan rapat-rapat. Berbagai aktivitas juga terlihat disini, seperti anak-anak mandi, penyeberangan yang sibuk mengantarkan orang dan kendaraan, serta ibu-ibu yang sedang mencuci atau pun bercerita diatas pendopo.
Karena berada dipesisir, maka rumah-rumah disini dibuat berbentuk panggung. Hal ini tentu saja agar rumah tidak tergenang air ketika sungai meluap. Untuk menghubungkan dari satu rumah kerumah lainnya ada jembatan yang masyarakat setempat menyebutnya geretak.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan disini. Seperti melihat tongkang lewat yang sedang mengangkut pasir, aktivitas masyarakat setempat, motor air yang sibuk menyeberangkan orang dan kendaraan. Selain itu, kita juga bisa menyaksikan pesawat yang sedang naik dan akan mendarat. Dan yang pastinya disini seru untuk bekubang (mandi).
Terimakasih kepada SMPN 11 Sungai Raya yang merupakan tempat berteduh kami selama di Desa Sungai Ambangah.
EmoticonEmoticon