"Kita mau lewat mana?" Tanya saya kepada teman sebelum berangkat.
"Perginya kita akan lewat jalur darat, sedangkan pulangnya akan lewat jalur air". Dia menjawab, sambil memasang helm dikepala.
"Oke." Saya menyetujuinya dan perjalanan pun dimulai.
Ada banyak jalan menuju Roma. Eh salah, maksudnya Kota Ketapang. Yaitu melalui jalan darat, air dan udara. Semua rute tersebut merupakan pilihan, tinggal kitanya saja yang menentukan.
Jika anda ingin perjalanan yang lebih cepat tanpa banyak membuang waktu, yah silahkan menggunakan pesawat. Tapi ingat, anda harus merogoh kocek lebih dalam.
Jika anda ingin perjalanan yang tidak melelahkan dan biaya yang terjangkau, yah silahkan menggunakan kapal. Tapi ingat, anda harus bersedia terombang-ambing, kalau tiba-tiba saja gelombang sedang tinggi.
Jika anda ingin perjalanan memiliki banyak cerita dan bisa singgah ketempat wisata yang dilalui, yah silahkan menggunakan kendaraan pribadi. Tapi ingat, perjalanannya jauh dan berliku-liku. Ditambah lagi keadaan cuaca yang kadang tidak menentu. Baru saja panas, eh tiba-tiba saja sudah hujan.
Nah dari ketiga pilihan itu, kami sepakat untuk melalui jalur darat. Kenapa? Ya karena kami ingin berpetualang sekaligus melihat tempat-tempat yang belum kami datangi. Dengan kendaraan roda dua, kami melintasi Jalan Trans Kalimantan menuju Kota Ketapang.
Ada banyak tempat menarik yang bisa disinggahi ketika melakukan perjalanan darat. Salah satunya adalah mampir ke Jembatan Tayan. Iya, sebuah jembatan penyeberangan dengan pesonanya yang menarik. Sehingga tidak heran, jika banyak masyarakat Kalbar dan luar daerah yang menyempatkan diri untuk kesini.
Berhubung rute perjalanan melaluinya, rasanya berdosa besar jika tidak menyempatkan diri untuk singgah. Kami pun menepikan kendaraan disebuah bukit sebelum melintasi Jembatan Tayan. Meskipun tidak terlalu tinggi, namun dari atas sini tersaji pemandangan yang sangat menawan.
Kami tidak tahu apa nama bukit ini. Yang pasti disini banyak terdapat tumpukan batu besar, yang membuat view semakin menarik. Dari atas bukit ini pula, anda bisa berfoto dengan background Jembatan Tayan (meskipun sedikit kurang jelas) yang melintasi Sungai Kapuas. Selain itu, deretan bukit diseberang sungai juga akan membuat gambar anda semakin apik.
Berapa lama waktu tempuh ke Jembatan Tayan?
Saat itu kami berangkat pukul 12.30 WIB dan tiba disana sekitar pukul 16.30 WIB. Sebenarnya waktu tempuh tidak seharusnya selama itu, hanya saja didalam perjalanan beberapa kali diguyur hujan. Belum lagi kami juga sempat singgah disebuah masjid untuk melaksanakan kewajiban. Kalau melakukan perjalanan tuh harus semakin dekat sama Tuhan, biar nikmatnya liburan semakin ditambah.
Saat itu kami berangkat pukul 12.30 WIB dan tiba disana sekitar pukul 16.30 WIB. Sebenarnya waktu tempuh tidak seharusnya selama itu, hanya saja didalam perjalanan beberapa kali diguyur hujan. Belum lagi kami juga sempat singgah disebuah masjid untuk melaksanakan kewajiban. Kalau melakukan perjalanan tuh harus semakin dekat sama Tuhan, biar nikmatnya liburan semakin ditambah.
Waktu tempuh menuju Jembatan Tayan yang normal adalah 2 jam 30 menit dengan jarak tempuh kurang lebih 113 kilometer. Tapi ingat, itu hitungannya dari arah Kota Pontianak. Kalau anda datangnya dari Mempawah, Singkawang atau Sambas, maka waktu perjalanannya tentu akan semakin lama.
Setelah puas berfoto di Bukit Batu tadi (bukan nama sebenarnya), kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Kali ini kami akan melintasi jembatan terpanjang di Pulau Kalimantan. Ada hal yang menarik ketika memasuki kawasan Jembatan Tayan, yaitu anda akan menemukan lampu-lampu jalan dengan bentuk seperti kail pancing. Iya, bentuknya melengkung, menyerupai kail pancing terbalik.
Sejarah Singkat Jembatan Tayan
Jembatan Tayan terletak di Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau. Jembatan ini melintas panjang diatas Sungai Kapuas dan melewati Pulau Tayan. Iya, ditengah-tengah sungai terdapat sebuah pulau. Menarik, bukan?
Sebelum adanya jembatan, sehari-hari masyarakat ketika akan menyeberang hanya menggunakan jasa penyeberangan kapal dan perahu tradisional. Untuk sampai ke tempat tujuan pun harus sedikit lama. Kini, akses masyarakat lebih mudah setelah adanya bangunan jembatan. Mereka bisa menyeberang kapan saja dengan waktu yang lebih singkat.
Pembangunan Jembatan Tayan dimulai pada tahun 2011 dan peresmian pada tanggal 22 Maret 2016 oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Panjang jembatan ini mencapai 1,65 kilometer dan merupakan jembatan terpanjang ketiga di Indonesia setelah Jembatan Suramadu dan Jembatan Pasupati.
Tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya saja, jembatan ini tentunya memberikan manfaat bagi masyarakat yang luas. Bisa dibilang untuk kepentingan satu Pulau Kalimantan. Hal ini dikarenakan Jembatan Tayan merupakan penghubung Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Selain itu, jembatan ini juga digunakan untuk menuju ke negara tetangga, yaitu Malaysia dan Brunai Darussalam.
Ada yang tau nama sebenarnya Jembatan Tayan? Orang-orang pada umumnya memang lebih mengenal jembatan tersebut dengan panggilan nama Jembatan Tayan. Hal ini wajar saja, karena secara geografis letaknya berada di Kecamatan Tayan. Namun setelah peresmian, nama jembatan ini resmi menjadi Jembatan Pak Kasih. Pak Kasih merupakan nama salah satu pahlawan asal Kalimantan Barat yang berjuang untuk kemerdekaan.
Kami juga menyempatkan diri untuk mampir sebentar ke Pulau Tayan. Meskipun tidak lama, tapi lumayanlah untuk berkeliling sejenak. Tanpa membuang waktu, kami segera merogoh kocek tas untuk mengambil kamera sambil berfoto di tulisan jembatan tayan. Akhirnya.. setelah sekian lama diresmikan, baru kali ini bisa kesampaian. Aku orang mana ya?
Kami juga menyempatkan berkekililing disekitar kaki jembatan. Disini terlihat pembangunan yang masih sedang dikerjakan. Dari bentuknya, sepertinya disini akan dijadikan sebagai taman budaya. Karena saat itu sore hari, jadi banyak juga para muda-mudi yang berkeliaran untuk jalan santai. Entah itu bersama pacarnya, teman, orang tua, bahkan dengan peliharaannya. Jadi saya rasa disini sangat cocok untuk anda yang ingin mencari jodoh. Sssttt...
Jembatan Tayan didominasi oleh warna merah putih yang merujuk pada warna bendera Indonesia. Selain jalur untuk kendaraan, dikiri kanan juga tersedia trotoar bagi pejalan kaki. Nah, di trotoar yang berwarna kuning inilah banyak orang dan pengguna jalan lainnya mampir untuk bersantai sambil mengabadikan momen. Termasuk saya salah satunya.
Sejarah Singkat Jembatan Tayan
Jembatan Tayan terletak di Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau. Jembatan ini melintas panjang diatas Sungai Kapuas dan melewati Pulau Tayan. Iya, ditengah-tengah sungai terdapat sebuah pulau. Menarik, bukan?
Sebelum adanya jembatan, sehari-hari masyarakat ketika akan menyeberang hanya menggunakan jasa penyeberangan kapal dan perahu tradisional. Untuk sampai ke tempat tujuan pun harus sedikit lama. Kini, akses masyarakat lebih mudah setelah adanya bangunan jembatan. Mereka bisa menyeberang kapan saja dengan waktu yang lebih singkat.
Pembangunan Jembatan Tayan dimulai pada tahun 2011 dan peresmian pada tanggal 22 Maret 2016 oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Panjang jembatan ini mencapai 1,65 kilometer dan merupakan jembatan terpanjang ketiga di Indonesia setelah Jembatan Suramadu dan Jembatan Pasupati.
Tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya saja, jembatan ini tentunya memberikan manfaat bagi masyarakat yang luas. Bisa dibilang untuk kepentingan satu Pulau Kalimantan. Hal ini dikarenakan Jembatan Tayan merupakan penghubung Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Selain itu, jembatan ini juga digunakan untuk menuju ke negara tetangga, yaitu Malaysia dan Brunai Darussalam.
Ada yang tau nama sebenarnya Jembatan Tayan? Orang-orang pada umumnya memang lebih mengenal jembatan tersebut dengan panggilan nama Jembatan Tayan. Hal ini wajar saja, karena secara geografis letaknya berada di Kecamatan Tayan. Namun setelah peresmian, nama jembatan ini resmi menjadi Jembatan Pak Kasih. Pak Kasih merupakan nama salah satu pahlawan asal Kalimantan Barat yang berjuang untuk kemerdekaan.
Kami juga menyempatkan diri untuk mampir sebentar ke Pulau Tayan. Meskipun tidak lama, tapi lumayanlah untuk berkeliling sejenak. Tanpa membuang waktu, kami segera merogoh kocek tas untuk mengambil kamera sambil berfoto di tulisan jembatan tayan. Akhirnya.. setelah sekian lama diresmikan, baru kali ini bisa kesampaian. Aku orang mana ya?
Kami juga menyempatkan berkekililing disekitar kaki jembatan. Disini terlihat pembangunan yang masih sedang dikerjakan. Dari bentuknya, sepertinya disini akan dijadikan sebagai taman budaya. Karena saat itu sore hari, jadi banyak juga para muda-mudi yang berkeliaran untuk jalan santai. Entah itu bersama pacarnya, teman, orang tua, bahkan dengan peliharaannya. Jadi saya rasa disini sangat cocok untuk anda yang ingin mencari jodoh. Sssttt...
Jembatan Tayan didominasi oleh warna merah putih yang merujuk pada warna bendera Indonesia. Selain jalur untuk kendaraan, dikiri kanan juga tersedia trotoar bagi pejalan kaki. Nah, di trotoar yang berwarna kuning inilah banyak orang dan pengguna jalan lainnya mampir untuk bersantai sambil mengabadikan momen. Termasuk saya salah satunya.
Jalan diatas Jembatan Tayan bisa dikatakan sepi oleh pengendara. Meskipun sesekali lewat kendaraan motor mobil, namun lajunya tidak semaunya. Mungkin mereka juga ingin menikmati keindahan jembatannya.
Seperti yang lainnya, saya juga berfoto ditengah-tengah jembatan dengan landmark Jembatan Tayan. Yah, meskipun setelah dilihat hasil fotonya kurang memuaskan. Tapi sudahlah, yang penting sudah bisa sampai disini. Mungkin ambil fotonya bisa dicoba lagi dijembatan Kapuas Pontianak saat orang lagi sibuk pulang kerja?
Setelah sibuk berfoto yang kemudian akan dipamerkan dimedia sosial, saya pun langsung menepi ke trotoar. Berdiri sambil menikmati keindahan Sungai Kapuas. Dari atas jembatan anda bisa melihat bagaimana sibuknya aktivitas masyarakat yang ada di pinggiran sungai. Kapal-kapal yang berlalu lalang sambil membawa muatan dan megahnya bukit dari kejauhan.
Banyak hal menarik yang sebenarnya bisa dikakukan disini. Salah duanya adalah kulineran dan menaiki speed boat. Untuk anda yang mempunyai waktu luang kesini, saya sarankan untuk mencoba menaiki speed boat yang akan membawa anda menyusuri Sungai Kapuas. Sambil berfoto dengan gambar Jembatan Tayan yang megah dibelakangnya.
Matahari diufuk barat pun mulai kembali diperaduannya. Dari jauh juga terlihat awan mendung yang berarak kearah kami. Kami pun bergegas, menghampiri kendaraan dan melanjutkan perjalanan ke Ketapang. Semoga lain kali bisa lagi kesini, menghabiskan waktu yang lebih lama bersama orang yang tercinta.
EmoticonEmoticon