Jika anda bicara Segedong, pasti akan ada banyak kisah yang diceritakan. Mulai dari transportasi air yang hilir-mudik disungai, keragaman budaya yang begitu harmonis, hingga kebakaran pasar segedong pada tahun 2015 silam. Semua terekam jelas dalam jejak pikiran, merangkai sebuah alur yang sulit dilupakan.
Reuni Kecil IPA12 |
Saat itu, pukul 20.15 WIB. Dilayar handphon, tampak pesan masuk dari seorang teman. Sebut saja namanya Icak, teman cewek saat masa SMA dulu, mengajak untuk ketemuan bersama angkatan IPA12 lainnya. Meskipun sudah lama tidak jumpa, namun komunikasi kami di dunia maya tidak pernah putus.
Sebenarnya agak berat untuk menuruti kemauannya. Selain hari yang sudah malam dan jarak yang cukup jauh (mesti melewat jalan kecil dan sepi tanpa rumah sepanjang 3km) namun juga karena ada teman yang sedang bertamu. Apalagi saat itu kendaraan dipakai abang, jadi mesti menyusul dulu baru bisa menggunakan.
"Ayoklah, besok udah mau balek. Bile agik nak ngumpol?" Sebuah pesan kembali masuk. Menerima tulisan tersebut betul-betul membuat beban moral bagi saya. Bagaimana tidak? Seorang teman yang datang dari jauh sudah merelakan waktunya untuk berjumpa. Lah saya? Masih antara 'iya' dan 'tidak' untuk memenuhi kemauannya.
Hingga akhirnya saya mengaminkan permintaannya. Jam 21.20 WIB beranjak menuju Lokale, tempat yang telah dijanjikan. Kendaraan melaju cukup kencang, melewati seribu jembatan, bahkan kuburan yang hanya selangkah dari bibir jalan.
Betapa senangnya ketika sampai dilokasi. Bukan! Bukan karena telah berhasil melalui jalanan kecil dengan seribu jembatan, melainkan karena bisa jumpa dengan teman lama. Yah, meskipun tidak semuanya bisa turut hadir. Kami semua maklum, karena masing-masing tentunya punya kehidupan masing-masing dan hal yang diprioritaskan.
Kami pun saling berjabat tangan dan saling menanyakan kabar. Lalu duduk dan saling berbincang mengenai segala tema. Dari kejadian sekarang, masa lalu hingga rencana kehidupan dimasa depan. Witz...
Singkat cerita, perbincangan mengarah pada perkembangan Segedong yang sekarang. Siapa sangka kalau tempat yang katanya jauh dan ujungnya buntu kini bisa punya tempat nongkrong yang kekinian. Apalagi Lokale adalah brand lokal Pontianak yang terkenal. Rasanya masih belum percaya kalau mereka mau buka cabang disini.
Padahal, dulu Segedong adalah wilayah yang masih bisa dikatakan cukup terisolir. Untuk pergi ke kampung sebelah saja kebanyakan menggunakan jalur air. Adapun jalur darat, hanya berupa jalan setapak untuk pejalan kaki. Jika barang bawaan banyak maka terpaksa menggunakan sampan atau motor air.
Namun, dari tahun ke tahun, Segedong semakin berbenah. Jalan yang sebelumnya hanya setapak mulai berubah menjadi jalan beton. Yah, meskipun lebarnya hanya 1 meter, bahkan ada yang kurang dari itu. Kendaraan sepeda mulai banyak digunakan, terutama adalah anak-anak sekolah.
Sekarang, jalan-jalan dipelosok Segedong semakin lebar. Bahkan satu dua orang dikampung pun telah memiliki mobil pribadi. Jalur air yang dulunya sering dilewati, kini perlahan mulai dilupakan. Akibatnya sungai atau parit menjadi dangkal bahkan telah dipenuhi rumput liar.
Nah, kalau sudah seru ngobrol dengan teman, jangan lupa untuk memesan minuman, biar tenggorokan tidak kering. Kalau di lokale ada dua minuman yang menjadi favorit penulis, yaitu kopi susu light dan macchiato.
Syahdan, kami semua pun nostalgia dengan kenangan masa lalu yang tak bisa di lupakan. Saat itu, kami semua sedang akan berkunjung kerumah teman yang ada di Kelapa Tinggi. Karena lokasinya cukup jauh untuk berjalan kaki, kami pun mencari tumpangan transportasi air yang ada di pasar.
Dipasar lama, kami menumpang abut-abut (sampan bermesin) yang bisa memuat delapan orang. Satu persatu naik, hingga yang naik terakhir adalah seorang teman dengan berat badan diatas rata-rata. Karena ia naik dengan sedikit melompat, membuat lantainya patah. Sontak kami yang ada disana langsung tertawa. Beruntung hanya lantainya yang jebol. Kalau badan abut-abutnya, pasti kami akan tenggelam semua.
Dulu, kalau mau nongkrong sekaligus ngopi palingan yang dituju adalah "warung kopi Mak Nya" yang tersebar di pasar Segedong. Sedangkan sekarang sudah banyak pilihan, salah satunya adalah Lokale. Selain minumannya yang lebih kekinian, jaringan wifinya yang lebih kuat membuat tempat yang satu ini ramai diserbu kaula muda.
Tempat Diskusi Mengenai Tugas Juga OK |
Kini, tak payah lagi menunggu motor air lewat agar bisa pergi ke Pasar Segedong. Sekarang pun, tidak perlu lagi mesti jauh-jauh ke Pontianak atau Mempawah hanya sekedar mencari tempat nongkrong. Karena di Segedong sudah banyak tempat nyantai yang seru. Di Lokale, saya pribadi lebih senang nyantai dibagian hujung, yang ruangannya semi terbuka.
Besok lusa, mungkin saja ada lagi brand terkenal yang buka cabang disini. Terlebih katanya, di Segedong akan dibangun jalan yang akan tembus langsung ke Kabupaten Landak. Pastinya pembangunan di Kecamatan Segedong akan semakin pesat.
Tabe'...
EmoticonEmoticon